BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Menurut
kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak
Adam diciptakan sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi
sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al
Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
Malaikat; “Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka
Bumi”.
Menurut
Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan Khalifah berarti penghubung
atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu”.
B. TUJUAN
v Dapat
mengetahui atau memahami tentang pengertian kepemimpinan,
v Dapat
mengetahui atau memahami unsur-unsur dan fungsi kepemimpinan, dan
v Dapat
mengetahui atau memahami tipe-tipe kepemimpinan.
C. Rumusan
Masalah
a)
Apakah yang
dimaksud dengan Kepemimpinan?
b)
Apakah yang
menjadi unsur dan fungsi kepemimpinan?
c)
Bagaimanakah
tipe-tipe kepemimpinan? dan
d)
Apakah yang
menjadi syarat kepemimpinan pendidikan?
BAB II
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Secara sederhana, yang disebut
pemimpin adalah apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah seorang
diantara mereka “mengajak” untuk
melakukan suatu pekerjaan maka orang tersebut telah melakukan “kegiatan memimpin”
karena ada unsur mengajak dan mengoordinasi dan ada kegiatan serta sasarannya.
A. PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN
Banyak
definisiyang dikemukakan oleh para ahli tentang kepemimpinan, ditinjau dari
sudut pandang pola hubungan, kemampuan mengoordinasi, memotivasi, kemampuan
mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain. Beberapa definisi yang
dikemukakan para ahli sebagai berikut:
¦
Fiedler, 1967
Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu sebagai
proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan
sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
¦
Shared goal,
Hemhiel dan Coons
Kepemimpinan
adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas dan mengoordinasikan
serta memotivasi orang-orang ataupun kelompok untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
¦
Rauch dan
Behling
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang diatur untuk
mencapai tujuan bersama sebagai proses hubungan antar pribadi dalam
mempengaruhi sikap seseorang, kepercayaan dan khususnya perilaku orang lain.
¦
Jacobs dan
Jacques
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerja sama
dan dihasilkan
dengan kemauan
untuk memimpin dalam mencapai tujuan.
f
Hadari Nawawi, 1993
kepemimpinan adalah kemampuan
menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia
melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujaun.
B. UNSUR-UNSUR
DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN
1. Unsur-unsur
Kepemimpinan
Unsur-unsur yang
mendasari kepemimpinan adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan
/ kecakapan mempengaruhi orang lain (kelompok atau bawahan).
b. Kemampuan
mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
c. Seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan persepsi sosial, berfikir abstrak dan
kestabilan emosi.
2. Fungsi
Kepemimpinan
Seorang pemimpin
harus melakukan berbagai fungsi kepemimpinannya, yaitu:
Ø Menentukan
tujuan,
Ø Menjelaskan,
melaksanakan dan memilih cara yang tepat, dan
Ø Memberikan
serta merangsang para anggota untuk bekerja.
Menurut
Ngalim Purwanto, fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing,
memberi atau membangun motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi,
menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi yang
efisien dan membawa para pengikutnya kepada yang ingin dituju sesuai dengan
ketentuan waktu dan perencanaan.[1]
C. TIPE-TIPE
KEPEMIMPINAN
1.
Otokratis
Pemimpin bertindak sebagai diktator
terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya, “memimpin” adalah menggerakkan
dan memaksa kelompok.
2.
Laisses-faire
Pemimpin yang keberadaannya hanya
sebagai lambang. Tipe ini sebenarnya pemimpin tidak memberi pimpinan, yakni
membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya.
3.
Demokratis
Mengutamakan kerjasama antara atasan
dan bawahan. Pemimpin tipe ini menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai
diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah kelompoknya.[2]
4. Pseudo-demokratis
Pemimpin yang bertipe ini hanya
tampak seperti demokratis tetapi semu karena tetap otoriter dalam bentuk yang
halus atau samar-samar.[3]
D. PRINSIP-PRINSIP
KEPEMIMPINAN
Dalam
mengembangkan sekolah perlu dipahami dan dilaksanakan prinsip-prinsip
kepemimpinan secara umum yang berlaku, yaitu :
1.
Konstruktif,
Artinya
Kepala Sekolah harus mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang.
2.
Kreatif,
Artinya Kepala Sekolah harus selalu mencari
gagasan dan cara baru dalam melaksanakan tugas.
3.
Partisipatif
Artinya
mendorong keterlibatan semua pihak yang terkait dalam setiap kegiatan di
sekolah.
4.
Kooperatif
Artinya mementingakan kerja sama dengan staf
dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan.
5.
Delegatif
Artinya
berupaya mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas / jabatan serta
kemampuan mereka.
6.
Integratif
Artinya selalu mengitegrasikan semua kegiatan
sehingga dihasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah.
7.
Rasional dan Objektif
Artinya dalam melaksnakan tugas atau bertindak
selalu berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif.
8.
Pragmatis dalam menetapkan kebijakan
atau target.
Kepala
Sekolah harus mendasarkan pada kondisi nyata sumber daya yang dimiliki sekolah.
9.
Keteladanan
Artinya
dalam memimpin sekolah, Kepala Sekolah dapat menjadi contoh yang baik.
10. Adaptabel
dan Fleksibel
Artinya Kepala Sekolah harus dapat beradaptasi
dalam menghadapi situasi dan paradigma baru serta menciptakan situasi kerja
yang kondusif.
E. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PEMIMPIN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
Dalam
melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz
(1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut :
1.
Kepribadian (personality),
pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar
belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
2.
Harapan dan perilaku atasan.
3.
Karakteristik, harapan dan perilaku
bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.
4.
Kebutuhan tugas, setiap tugas
bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5.
Iklim dan kebijakan organisasi
mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6.
Harapan dan perilaku rekan.[4]
Selanjutnya peranan seorang pemimpin
sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
a.
Sebagai pelaksana (executive),
b.
Sebagai perencana (planner),
c.
Sebagai seorang ahli (expert),
d.
Sebagai mewakili kelompok dalam
tindakannya ke luar (external group representative),
e.
Sebagai mengawasi hubungan antar
anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship),
f.
Bertindak sebagai pemberi gambaran /
pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments),
g.
Bentindak sebagai wasit dan penengah
(arbitrator and mediator),
h.
Merupakan bagian dari kelompok
(exemplar),
i.
Merupakan lambang dari pada kelompok
(symbol of the group),
j.
Pemegang tanggung jawab para anggota
kelompoknya (surrogate for individual responsibility),
k.
Sebagai pencipta / memiliki
cita-cita (ideologist),
l.
Bertindak sebagai seorang ayah
(father figure), dan
m.
Sebagai kambing hitam (scape goat).[5]
Berdasarkan
dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus
memiliki peranan-peranan tersebut, di samping itu juga bahwa pemimpin memiliki
tugas yang diembannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut
:
v Menyelami
kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.
v Dari
keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang
benar-benar dapat dicapai.
v Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang
menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan
khayalan.
Tugas
pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami
akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab itu, kepemimpinan akan tampak
dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau
menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
F. SYARAT
PEMIMPIN PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI PEMIMPIN PENDIDIKAN
1. Syarat-syarat pemimpin pendidikan
Persyaratan
kepribadian dari seorang pemimpin yang baik adalah sebagai berikut:
¦ Rendah hati dan sederhana,
¦ Suka menolong,
¦ Sabar dan memiliki kestabilan emosi,
¦ Percaya kepada diri sendiri,
¦ Jujur, adil dan dapat dipercaya, dan
¦
Keahlian
dalam jabatan.
2. Keterampilan yang harus dimiliki
pemimpin pendidikan
§ Keterampilan dalam memimpin,
§
Keterampilan
dalam hubungan insani,
§ Keterampilan dalam proses kelompok,
§ Keterampilan dalam administrasi personil, dan
§
Keterampilan
dalam menilai.
G. KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH DAN FUNGSINYA
1.
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Dapatkah
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang efektif dan inovatif menjadikan sekolah
berkembang? Kepemimpinan Kepala Sekolah sangat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai
berikut :
a. Kepribadian,
kepribadian yang kuat akan membentuk karakter diri menjadi tegas, cerdas dan
ikhlas dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Karakter diri
akan mengembangkan pribadi yang percaya diri, berani, bersemangat, murah hati
dan memiliki kepekaan sosial.
b. Memahami
tujuan, dengan memahami tujuan pendidikan dengan baik, kepala sekolah akan
selalu berjalan sesuai rel-rel hukum yang benar dalam mencapai tujuan sekolah.
Dengan pemahaman yang baik kepala sekolah tidak akan menghalalkan segala cara,
semua akan berjalan sesuai aturan yang berlaku.
c. Memiliki
Pengetahuan yang Luas, dengan memiliki akar pengetahuan yang luas, seorang
kepala sekolah akan senantiasa menerima kritik dan saran sebagai tolak ukur dan
pijakan dalam bertindak dan menentukan kebijakan terutama kebijakan yang
menyangkut kepentingan orang banyak. Dan kepala sekolah akan selalu menjadi
manusia pembelajar.
d. Memiliki
Kompetensi Profesional, keterampilan profesional yang terkait dengan tugasnya
sebagai Kepala Sekolah, yaitu :
· Keterampilan
teknis, yaitu melaksanakan fungsi manajemen sekolah dengan benar meliputi :
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan kontrol terhadap seluruh aspek
kegiatan persekolahan dan mampu memberdayakan seluruh sumberdaya yang dimiliki
oleh sekolah, baik sumberdaya bergerak maupun sumberdaya tidak bergerak.
· Hubungan
kamanusian, yaitu menyadari diri sebagai pribadi yang memiliki kekurangan
sehingga senantiasa bekerja sama dengan orang lain, memotivasi, mendorong guru
dan staf untuk maju dan memberikan pengayoman kepada semua pihak.
e. Memiliki
Keterampilan konseptual, seorang kepala sekolah harus memiliki ketrampilan
konseptual sehingga dapat dengan benar mengembangkan konsep pengembangan
sekolah, memperkirakan masalah yang akan muncul dan mencari jalan pemecahannya
dengan tepat tanpa mengakibatkan gejolak apapun.
Dalam
mengembangkan sekolah perlu dipahami dan dilaksanakan prinsip-prinsip
kepemimpinan secara umum yang berlaku, yaitu :
1.
Konstruktif,
artinya Kepala Sekolah harus mendorong dan membina setiap staf untuk
berkembang.
2.
Kreatif, artinya
Kepala Sekolah harus selalu mencari gagasan dan cara baru dalam melaksanakan
tugas.
3.
Partisipatif,
artinya mendorong keterlibatan semua pihak yang terkait dalam setiap kegiatan
di sekolah.
4.
Kooperatif,
artinya mementingakan kerja sama dengan staf dan pihak lain yang terkait dalam
melaksanakan setiap kegiatan.
5.
Delegatif,
artinya berupaya mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas / jabatan
serta kemampuan mereka.
6.
Integratif,
artinya selalu mengitegrasikan semua kegiatan sehingga dihasilkan sinergi untuk
mencapai tujuan sekolah.
7.
Rasional dan
Objektif, artinya dalam melaksnakan tugas atau bertindak selalu berdasarkan
pertimbangan rasio dan objektif.
8.
Pragmatis dalam
menetapkan kebijakan atau target. Kepala Sekolah harus mendasarkan pada kondisi
nyata sumber daya yang dimiliki sekolah.
9.
Keteladanan,
artinya dalam memimpin sekolah, Kepala Sekolah dapat menjadi contoh yang baik.
10. Adaptabel
dan Fleksibel, artinya Kepala Sekolah harus dapat beradaptasi dalam menghadapi
situasi dan paradigma baru serta menciptakan situasi kerja yang kondusif.
2.
Fungsi
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam model
Kepemimpinan modern, kepemimpinan Kepala Sekolah ada tujuh fungsi pokok yang
sering kita sebut dengan akronim EMASLIM, yaitu:
a.
Kepala Sekolah
sebagai Educator
Kepala sekolah
adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Dan kepala
sekolah sebagai guru (edukator) tidak dapat lepas dari tugas utamanya yaitu
mendidik. Dalam hal ini sebagai kepala sekolah, yang dididik bukan hanya siswa,
akan tetapi seluruh staf dan seluruh warga sekolah yang dipimpin.
b.
Kepala Sekolah
sebagai Manajer
Sebagai manajer,
kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya harus melakukannya dengan
prinsip-prinsip manajemen yang benar dengan menjalankan fungsi : perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan kontrol. Fungsi-fungsi tersebut harus
dijalankan pada seluruh aspek kegiatan yang ada di sekolah.
c.
Kepala Sekolah
sebagai Administrator
Sebagai
administrator, berarti kepala sekolah harus menjalankan seluruh kegiatan
administrasi sekolah dan bertanggung jawab atas terlaksananya seluruh kegiatan
administrasi di sekolah.
d.
Kepala Sekolah
sebagai Supervisor
Sebagai
supervisor, kepala sekolah harus melakukan supervisi pada seluruh kegiatan yang
ada di sekolah dan melakukan kontrol agar seluruh kegiatan berjalan pada rel
kebijakan yang telah ditetapkan.
e.
Kepala Sekolah
sebagai Leader
Sebagai leader
atau pemimpin, kepala sekolah harus menjalankan fungsi kepemimpinan yang
menjadi tanggung jawabnya. Kepala sekolah sebagai leader harus menetapkan
garis-garis besar kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan operasional dan
kepala sekolah bertanggung jawab atas terlaksananya seluruh kebijakan tersebut.
f.
Kepala Sekolah sebagai Inovator
Sebagai
inovator, kepala sekolah harus senantiasa mencari jalan pembaruan agar sekolah
senantiasa berkembang mengikuti perkembangan IPTEK. Kepala Sekolah harus
menjadi agen pembaharuan.
g.
Kepala Sekolah
sebagai Motivator
Sebagai
motivator, kepala sekolah harus senantiasa memberikan motivasi dan dorongan
kepada semua pihak untuk maju, berkembang sesuai dengan keinginan individu dan
berkembang guna memajukan institusi / lembaga.
H. GAYA
/ MODEL KEPEMIMPINAN
Kepala Sekolah dapat memilih dan
menerapkan model atau gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi maupun
kondisi staf yang dipimpinnya. Diantara model atau gaya kepemimpinan tersebut
adalah :
1.
Gaya Kepemimpinan Delegatif :
Dalam gaya
kepemimpinan ini kepala sekolah lebih banyak memberikan dukungan dan
mendelegasikan tugas dan wewenang kepada staf sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki oleh staf tersebut. Sehingga staf yang memiliki kemampuan baik akan
termotivasi dan akan bekerja yang baik.
2.
Gaya Kepemimpinan Partisifatif :
Kepala
Sekolah berpartisipasi aktif dalam mendorong staf untuk menggunakan
kemampuannya secara optimal, jika mengahadapi staf yang memilki kamapuan kerja
baik tetapi motivasi kerjanya kurang.
3.
Gaya Kepemimpinan Konsultatif :
Kepala
Sekolah banyak memberikan bimbingan sehingga kemampuan staf secara bertahap
meningkat, jika menghadapi staf yang memilki kerja yang kurang baik tetapi
memilki motivasi kerja baik.
4.
Gaya Kepemimpinan Instruktif :
Kepala
Sekolah lebih banyak memberi petunjuk yang spesifik dan secara ketat mengawasi
staf dalam mngerjakan tugasnya.
I. HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI
SEORANG SUPERVISOR DALAM PENGAWASAN KINERJA GURU
Keberhasilan seorang pemimpin akan terwujud apabila pemimpin
tersebut memperlakukan orang lain atau bawahannya dengan baik, serta memberikan
motivasi agar mereka menunjukan performance yang tinggi dalam
melaksanakan tugas. Menurut Hadari Nawawi (1983:81) kepemimpinan adalah
kemampuan menggerakan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar
bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan
melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepada sekolah sebagai
Seorang Supervisor dalam pengawasan Kinerja Guru akan berahasil jika kepala
sekolah memperhatikan hasil yang dicapai serta memperlakukan guru dengan baik,
sehingga mereka mampu menunjukan performace yang lebih baik.
Kinerja guru merupakan aktivitas yang dilakukan guru sesuai
dengan profesi yang diembannya, untuk dapat melakukan tindakan yang sesuai
dengan profesi yang diembannya sangat terkait dengan ada tidaknya kepuasan
dalam bekerja. Kepuasan bekerja berhubungan erat dengan motivasi kerja. Menurut
Hamid Darmadi (1994:107) kepuasan kerja timbul dengan baik jika seseorang
memiliki motivasi kerja yang baik pula.
Asmara (dalam Hamid Darmadi;1994:118) menjelaskan bahwa
tindakan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kematangan kerja guru dan
kepuasan kerja guru berkorelasi positif, maksudnya kematangan kerja yang tinggi
cenderung diikuti oleh kepuasan kerja yang tinggi pula. Berdasarkan pendapat
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah sebagai
seorang supervisor dalam pengawasan kinerja guru sangat dipengaruhi oleh
kepemimpinannya yang dapat meningkatkan kepuasan sehingga aktivitas kerja guru
meningkat. Kepemimpinan akan terwujud apabila seseorang pemimpin atau kepala
sekolah memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahannya, mengadakan pengawasan,
motivasi sehigga dapat menimbulkan kepuasan bagi guru.
BAB III
KESIMPULAN
1. Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu sebagai
proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan
sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
2. Unsur-unsur
yang mendasari kepemimpinan adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan
/ kecakapan mempengaruhi orang lain (kelompok atau bawahan).
b. Kemampuan
mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
c. Seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan persepsi sosial, berfikir abstrak dan
kestabilan emosi.
· Seorang
pemimpin harus melakukan berbagai fungsi kepemimpinannya, yaitu:
Ø Menentukan
tujuan,
Ø Menjelaskan,
melaksanakan dan memilih cara yang tepat, dan
Ø Memberikan
serta merangsang para anggota untuk bekerja.
3. Tipe-tipe
kepemimpinan :
ü Otokratis,
ü Laisses-faire,
ü Demokratis,
dan
ü Pseudo-demokratis.
4. Syarat-syarat pemimpin pendidikan
¦ Rendah hati dan sederhana,
¦ Suka menolong,
¦ Sabar dan memilki kestabilan emosi,
¦ Percaya kepada diri sendiri,
¦ Jujur, adil dan dapat dipercaya, dan
¦
Keahlian
dalam jabatan.
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Dr.H.Endin
Nasrudin M.Si, Psikologi Manajemen, CV.Pustaka Setia, Bandung:2010
2.
Drs.M.Ngalim
Purwanto, dkk. Administrasi Pendidikan, Mutiara, Jakarta:1984.
3.
Dr.H.Endin
Nasrudin M.Si Psikologi Manajemen, CV.Pustaka Setia, Bandung:2010.
4.
M. Ngalim Purwanto, Administrasi
Pendidikan, Mutiara Sumber-Sumber Benih Kecerdasan, Jakarta :1981
5.
Furchan, Arief. Pengantar
Penelitian dalam Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2004.
6.
Burhanuddin, Analisis Manajemen
dan Kepemimpinan Pendidikan, Bumi Aksara, Malang: 1994.
7.
Sulaeman, Dadang dan Sunaryo, Psikologi
Pendidikan, IKIP Bandung, Bandung : 1983.
8.
I.Nyoman Bertha, Filsafat dan
Teori Pendidikan, FIP IKIP Bandung, Bandung : 1983.
9.
Suherman, Maman. Pengembangan
Sarana Belajar, Karunia, Jakarta : 1986.
10. Ukas, Maman.
Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi, Ossa Promo, Bandung : 1999.
11. Donosepoetro,
Marsetio. Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir,
Surabaya : 1982.
12. Sutisna,
Oteng. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
Angkasa, Bandung : 1983.
13. Sagala,
Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005.
14. Wahjosumidjo,
Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya),
Raja Grafindo Persada, Jakarta : 1995.
15. Fattah,
Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Rosdakarya,Bandung : 1996.
16.
www. Kepemimpinan Pendidikan.
com
[1]
Dr.H.Endin Nasrudin M.Si psikologi Manajemen, CV.Pustaka Setia,
Bandung:2010 hal:55-59
[2]
Drs.M.Ngalim Purwanto, dkk. Administrasi Pendidikan, Mutiara,
Jakarta:1984. Hal:46-48
[3]
Dr.H.Endin Nasrudin M.Si psikologi Manajemen, CV.Pustaka Setia, Bandung:2010
hal:64
[5] M. Ngalim
Purwanto, Administrasi Pendidikan, Mutiara Sumber-Sumber Benih
Kecerdasan, Jakarta :1981
Tidak ada komentar:
Posting Komentar